Jenuh

Satu kata inilah yang hinggap di minggu-minggu ini. Kata yang begitu kelam, seperti sumur tanpa dasar, Jenuh. Namun dibalik ketenggelamanku di sebuar lorong tak berujung ini, kunikmati walau secuil. Apa yang melatarbelakangi nya, bersyukur. Hal itulah yang menguatkan, disaat merasa lemah. Menegakkan, disaat merasa ambruk menghadapi lelahnya aktifitas baik fisik maupun pikiran. 
Mengapa seorang “Cezmed” bisa sampai jenuh? Banyak faktor. Sebagai seorang mahasiswa hilir mudik, pulang kampung tiap hari melakukan sebuah pencarian ilmu yang hukumnya wajib, bahkan jika sanggup, ke negeri Cina sekalipun. Itulah sebuah hadits yang mem-background-in semua itu. Musuh terberat dalam mencari ilmu yang merupakan sebuah momok bagi setiap pelajar atau mereka yang haus menuai illmu, adalah malas. Malas dan jenuh mungkin sedang berpesta di otak kiri maupun kanan, meniup terompet kedigdayaannya, hingar bingar. Namun apa daya, seolah telah luluh lantah sebuah paradigma yang telah sekian lama dibangun. Kerasnya kehidupan kuliah, ditunjang dengan rasa sedikit pesimistis dan paranoid yang mulai tumbuh, kembang kempis menyeruak.Banyak hal hal negatif yang lahir dan berkembang. Sekali lagi aku mencoba mensyukuri segala nikmat yang telah diberikanNya padaku.

Detik demi detik, menit demi menit, hingga tahun berganti tahun, tak terasa perjalananku di kampus sudah menginjak 3 tahun.
Masa dimana sebuah kredibilitas mahasiswa kembali diuji karena benturan benturan gegap gempita hedonisme selalu datang silih berganti dengan buaian buaiannya yang ramah, lembut, indah dan seribu kenikmatan dunia lainnya. Terjerembab, bangkit, jatuh, bangun mungkin seperti sebuah lagu dangdut yang menjadi soundtrack dalam kehidupanku saat ini. Tuntutan tuntutan pun tak kalah, seolah tak mau mengalah. Sebuah bom waktu atas konsekwensi dari perkuliahan, yaitu cepet lulus. Sedikitnya keinginan sang Orang tua untuk melihat anaknya wisuda merupakan hal yang wajar dan lumrah, karena mereka ingin melihat hasil jerih payah memeras keringat, banting tulang mereka demi melihat sang buah hati memakai baju toga. Namun apa dinyana, itu merupakan buah simalakama tersendiri bagiku. Di satu pihak, inginku membahagiakan orang tua, namun di satu sisi lainnya saya merasa sudah merasa jenuh dan muak dengan beberapa system kampus khususnya jurusan yang dirasa sangat tidak berpihak pada mahasiswa dan serta beberapa aturan yang rumit dan berkelok kelok ditambah pula kearogansian kalangan Sekretariat Jurusan yang merasa diri sebagai superior paling tinggi keberadaannya di hadapan para mahasiswa, tidakkah mereka sadar? Mereka bekerja dan digaji untuk melayani kebutuhan para mahasiswa bukan memberi jarak seolah terdapat sebuah tebing tinggi yang sulit digapai. Ohh Ya Allah berilah hambaMu ini kekuatan. Amien.

Sudah sekitar 2 bulan ini, aku menyandang gelar Operator Warnet. Sebuah pekerjaan yang menurutku surga bagi pecandu komputer umumnya, internet khususnya. Internet, Dunia ilmu tanpa batas, dunia luas kasat mata. Hamparan dunia nyata baik surga maupun neraka dunia terpampang lugas dalam seperangkat alat komputer beserta modem tentunya. Ada suka maupun duka dalam memegang amanah ini. Semua terpadu padan lengkap dalam sebuah skenario yang tampak tak beraturan namun indah. Semua begitu cepat tak terasa hingga waktu begitu singkat dirasa. Secara finansial pekerjaan ini mungkin hanya bisa menutup beberapa kebutuhan pokok saja atau lebih tepatnya buat jajan sehari hari misal buat beli 3 x Nasi Padang serta sebungkus rokok kretek :D,, ato mungkin saya kurang bersyukur yah hehehe.. just kidding ko, sebagai manusia nampaknya wajar jika ingin memiliki sesuatu yang lebih (menurut saya sihh)..

Hemm, adakah teman teman memiliki kisah yang serupa denganku?Adakah tips n trik menghadapi berbagai kejenuhan seputar kampus? Ternyata jalan menuju kesana masih panjang dan berliku, dan kita tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Mudah mudahan yang hal hal terbaik selalu datang padaku, hehehe.Seperti IPK dapet 4, rumah bertingkat 3, mobil mobil keluaran terbaru, pekerjaan yang diridhoi Allah dan istri yang solehah seperti (Rianti Cartwirght and Carrisa Puteri =P~ )di film Ayat Ayat Cinta hahaha…serta msih banyak lagi yang lain.Amien [-o<

2 komentar:

Kang Boim mengatakan...

Sekali lg boim nyatakan..kampus adalah hutan rimba…setiap penghuni kapan dan dimana saja dapat tersesat didalamnya…mulai dari kemilau hedonisme, ratapan tangis rakyat, pencarian jati diri, dan budaya diri yang cenderung enggan (malas)…tp ingat keluar dari hutan rimba kampus ni…anda akan dihadapkan pada ruang hampa kembali….ruang hampa kehidupan yang sangat luas batasnya…tetap semangat…tetap melangkah walau hanya setapak

cezmed mengatakan...

terima kasing kang boim atas nasihatnya..motivasi dari anda sudah menyalakan api semangat di hati yang telah lama padam..
thnks sudah lama saya tidak dapat nasihat..

thnks..